ILMU SOSIAL DASAR
" INDIKATOR KEMISKINAN DI KOTA BEKASI "
Penyusun :
Mohamad Noor Fauzi
53417663
KELAS 1IA18
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehidupan masyarakat Bekasi yang makin berkembang
dari Agraris menuju industri. Banyak lahan-lahan pertanian diubah menjadi
pabrik-pabrik yang besar. Kawasan-kawasan industri mulai memperluas lahannya.
Lahan-lahan pertanian produktif pun telah menjadi perumahan penduduk, dan nasib
para petani semakin menyempit dan bagi mereka yang tidak sanggup atau tidak
diterima menjadi buruh pabrik, dan akhirnya menjadi pengangguran.
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN
KEMISKINAN
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan
hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan,pakaian,tempat berlindung dan
air minum. Hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup.
B. INDIKATOR KEMISKINAN
Seseorang dapat dikatakan miskin apabila tidak dapat
memenuhi kebutuhan dibawah ini, yaitu :
• Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar
(sandang, pangan, dan papan).
• Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar
lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).
• Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya
investasi untuk pendidikan dan keluarga).
• Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan
keterbatasan sumber daya alam.
C. GAMBARAN KEHIDUPAN MASYARAKAT
KOTA BEKASI
Corak kehidupan masyarakat Bekasi beraneka ragam
dengan berbagai jenis mata pencaharian misalnya petani, pedagang, buruh pabrik
, nelayan, dan sebagainya. Dan tingkat pendapatannya pun berbeda.
Wilayah Bekasi sebagai salah satu kota satelitnya
Jakarta atau kota penunjang Jakarta, letak wilayah yang strategis yaitu dekat
dengan Ibu Kota Negara, jumlah penduduk yang melimpah, serta keanekaragaman
budaya. Potensi-potensi tersebut dapat memajukan Bekasi bila dapat dimanfaatkan
secara optimal.
Sekarang ini Bekasi mengembangkan diri dari wilayah
agraris menuju industri. Dengan berkembangnya industri di Bekasi diharapkan
akan memperluas lapangan pekerjaan dan mendorong income daerah akan tetapi
perubahan itu menyebabkan banyak penyakit sosial seperti kemiskinan,
kriminalitas, prostitusi dan pengangguran.
Pengangguran di Bekasi bertambah dengan banyaknya
para pendatang dari wilayah jawa dan luar jawa untuk mengadu nasib.
Pengangguran mendorong kemiskinan meningkat. Penduduk Bekasi yang berjumlah
sekitar 4 jutaan dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 149.686 jiwa atau
sekitar 3,74 % dari jumlah penduduk berada dibawah garis kemiskinan.
D.
PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA BEKASI
• Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan
melalui bantuan dana stimulan untuk modal usaha, pelatihan keterampilan kerja
dan meningkatkan investasi dan revitalisasi industri.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kemiskinan adalah ketidakmampuan individu untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya seperti sandang, pangan, papan, kesehatan,
pendidikan.
2. Untuk menanggulangi kemiskinan harus lebih
menekankan pada kebutuhan mendasar berdasarkan pada kemandirian kehidupan
bangsa.
DAFTAR PUSTAKA