ILMU BUDAYA DASAR
" PENGERTIAN, UNSUR, WUJUD KEBUDAYAAN"
" PENGERTIAN, UNSUR, WUJUD KEBUDAYAAN"
Penyusun :
Mohamad Noor Fauzi
53417663
KELAS 1IA18
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
2018
Pengertian
Kebudayaan
Kata
kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang berarti akal,
kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga
kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat
yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah
akal yang merupakan unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti
perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure jasmani sehingga kebudayaan diartikan
sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia.
Dalam ilmu
antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu diartikan
sama (Koentjaraningrat, 1980:195). Namun dalam IBD dibedakan antara budaya
dan kebudayaan, karena IBD berbicara tentang dunia idea tau nilai, bukan hasil
fisiknya. Secara sederhana pengertian kebudayaan dan budaya dalam IBD mengacu
pada pengertian sebagai berikut :
1. Kebudayaan dalam arti luas, adalah
keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
2. Kebudayaan dalam arti sempit dapat disebut
dengan istilah budaya atau sering disebut kultur yang mengandung pengertian
keseluruhan sistem gagasan dan tindakan.
Unsur
Kebudayaan
Unsur
kebudayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti bagian suatu kebudayaan
yang dapat digunakan sebagai satuan analisis tertentu. Dengan adanya unsur
tersebut, kebudayaan disini lebih mengandung makna totalitas daripada sekedar
penjumlahan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya. Menurut Kluckhohn ada tujuh
unsure dalam kebudayaan universal, yaitu system religi dan upacara keagamaan,
system organisasi kemasyarakatan, system pengetahuan, system mata pencaharian
hidup, system tekhnologi dan peralatan, bahasa, serta kesenian.
1. Sistem religi dan upacara keagamaan,
merupakan produk manusia sebagai homo religious. Manusia yang memiliki
kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya
terdapat kekuatan lain yang Mahabesar yang dapat “menghitam-putihkan”
kehidupannya.
2. Sistem organisasi kemasyarakatan,
merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya
lemah. Namun, dengan akalnya manusia membentuk kekuatan dengan cara menyusun
organisasi kemasyarakatan yang merupakan tempat bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3. Sistem pengetahuan, merupakan produk
dari manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran
sendiri, disamping itu dapat juga dari pemikiran orang lain.
4. Sistem mata pencaharian hidup, yang
merupakan produk dari manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat
kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
5. Sistem teknologi dan peralatan,
merupakan produksi dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya
yang cerdas serta dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan
erat, manusia dapat menciptakan sekaligus mempergunakan suatu alat.
6. Bahasa, merupakan produk dari manusia
sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk
tanda (kode), yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan
akhirnya menjadi bahasa tulisan.
7. Kesenian, merupakan hasil dari
manusia sebagai homo esteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan
fisiknya maka manusia perlu dan selalu mencari pemuas untuk memenuhi kebutuhan
psikisnya.
Wujud
Kebudayaan
Pendapat umum mengatakan
ada dua wujud kebudayaan. Pertama, kebudayaan bendaniah (material) yang
memiliki cirri dapat dilihat, diraba, dan dirasa. Sehingga lebih konkret atau
mudah dipahami. Kedua, kebudayaan rohaniah (spiritual) yang memiliki ciri dapat
dirasa saja. Oleh karena itu, kebudayaan rohaniah bersifat lebih abstrak dan
lebih sulit dipahami. Koentjaraningrat dalam karyanya kebudayaan.
Mentaliter, dan pembangunan menyebutkan bahwa paling sedikit ada tiga wujud
kebudayaan, yaitu :
2. Sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari
manusia dalam masyarakat.
3. Sebagai benda-benda hasil karya manusia. (koentjaraningrat,
1974:15).
Wujud pertama adalah
wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, tak dapat diraba dan difoto. Letaknya
dalam alam pikiran manusia. Ide-ide dan gagasan manusia ini banyak yang hidup
dalam masyarakat dan member jiwa kepada masyarakat. Gagasan-gagasan itu tidak
terlepas satu sama lain melainkan saling berkaitan menjadi suatu system,
disebut system budaya atau culture system, yang dalam bahasa Indonesia disebut
adat istiadat.
Wujud kedua adalah yang disebut
system social, yaitu mengenai tindakan berpola manusia itu sendiri. Sistem
social ini bersifat konkrit sehingga bias diobservasi, difoto dan didokumentir.
Wujud ketiga adalah yang disebut
kebudayaan fisik, yaitu seluruh hasil fisik karya manusia dalam masyarakat.
Sifatnya sangat konkrit berupa benda-benda yang bias diraba, difoto dan
dilihat. Ketiga wujud kebudayaan tersebut di atas dalam kehidupan masyarakat
tidak terpisah satu dengan yang lainnya.
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki system nilai. Menurut
C.Kluckhohn (1961:38) dalam karyanya Variations in Value Orientation, system
nilai budaya dalam semua kebudayaan yang ada di dunia sebenarnya berkisar pada
lima masalah pokok dalam kehidupan manusia, yaitu :
1. Hakikat dari hidup manusia (manusia dan hidup, disingkat MH)
2. Hakikat dari karya manusia (manusia dan karya, disingkat MK)
3. Hakikat kedudukan manusia dalam ruang waktu (manusia dan waktu,
disingkat MW)
4. Hakikat hubungan manusia dengan sesamanya (manusia dan
manusia, disingkat MM).
REFERENSI :
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
REFERENSI :
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya